10 Agustus 2008

Cara Belajar Sistem Perkalian

Tanya
Bagaimana mengajari anak sistem perkalian ? (An)

Jawab
Anakku, Wa (6 tahun) belajar matematika dari buku seri PMP (Pelajaran Matematika Pertama) terbitan Tigaraksa. Begitu juga dengan buku perkalian. Di buku tersebut diajarkan perkalian dengan menggunakan gambar. Misalnya 3 x 4, digambarkan melalui ubin, 3 kekiri x 4 keatas. Karena menurutku, dia belum perlu belajar perkalian, jadi tidak diteruskan ke perkalian yang susah. Kecuali dia mau belajar buku itu. Ada juga cara lain untuk belajar perkalian dan masih kupakai, misalnya 7 x 9, tangan kanan kita mewakili angka 7, yaitu dengan menekuk (7-5) jari, dua jari ditekuk sementara tangan kiri kita mewakili angka 9, jadi 4 jari yg ditekuk. Hasilnya adalah: jari yg ditekuk ditambah = digit puluhan, jari yang tidak ditekuk dikali = digit satuan.
Dalam soal di atas, berarti jari yang ditekuk = 2 + 4 = 6,
jari yang berdiri = 3 x 1 =3. Jadi 7 x 9 = 63.(Di)

- Kalau jamanku dulu, dihapalkan benar-benar. Misalnya perkalian 1-10. Lalu perkalian kuadrat dari 11 sampai 20. Terus ditanya di kelas satu per satu ke depan.(Du)

- Kalau aku dulu, dapat dari guru SD-ku dengan cara dihapalkan dan sampai sekarang belum pernah menemukan buku yang membahas metode ini.(Ri)

- Dulu aku punya buku metode perkalian tapi aku lupa judulnya.(El)

- Jaman SD dulu, guruku sering kasih bonus 'mencongak' sebelum pulang. Yang paling cepat menjawab bisa pulang duluan. Sekarang masih ada nggak ya, bagus sekali buat hapalan.(Di)

- Kalau perkalian 9 yang paling simple adalah, misalnya 7 x 9, maka jari ke 7 kita tekuk, maka angsung memberikan hasil 63. Atau misalnya 8 x 9, maka ketika jari 8 ditekuk, maka langsung membentuk 72.(Su) - Bagaimana dengan Cara belajar pembagian? Pengalamanku dulu, kalau kita tidak hafal perkalian di luar kepala, akan susah belajar pembagian. Anakku kelas 2 untuk perkalian memakai cara belajar yang dibahas paling atas.(Er)

- Kalau aku dulu, perkalian sembilan dengan menggunakan metode angka pertama (di depan) tambahin 1, terus angka kedua (di belakang) kurangin 1. Contoh : kita mulai dari angka: 2 x 9 = 18 , perhatikan nilai hasil dari atas = 18 dari : 1 + 1 = 2 ini angka awal dan 8-1 = 7 ini angka belakang. 3 x 9 = 27 seterusnya :
3 x 9 = 27
4 x 9 = 36
5 x 9 = 45
6 x 9 = 54
7 x 9 = .....awal :(5+1=6)
dan akhir : (4-1)=3 maka : hasilnya 63
8 x 9 = .....72
urutkan kebawah sampai berapapun angkanya. Ini untuk dihapalkan saja lho.(Li)

- Kalau aku menerapkan perkalian, dengan hafalan buta, dan aku tempel perkalian ini di tempat tidurnya, jadi tiap malam sebelum tidur, dia pasti (mau tidak mau) lihat itu perkalian. Tapi kita juga harus ikut nebakin tiap hari. Pertama sih diurutkan dulu dari perkalian 2, besoknya perkalian 3 dan mengulang perkalian 2 dan seterusnya sampai perkalian 9. Kurang lebih dalam waktu 2 minggu sudah hafal.(Lb)

- Sebetulnya anakku masih kecil (8 bulan), tapi aku tertarik untuk memberikan ide belajar perkalian yang menyenangkan. Kebetulan aku punya usaha "Edukatif Toys" dan salah satu permainan yang ada mungkin cocok untuk melatih perkalian ini. Produk ini keluaran dari Tali Pas. Produknya banyak, mulai dari permainan buku perkalian (satu buku terdiri daribeberapa kertas/kartu) dan tali, dimana kita mencari pasangan antara pertanyaan dan jawaban. Untuk soal matematika; mereka ada 3 buku, perkalian, pembagian, penjumlahan dan pengurangan. Misalnya : dimulai dari atas misalkan kertas/ kartu perkalian 5, diatas ada angka 1 sampai dengan 10, dan dibawah ada angka hasil perkalian 1 sampai dengan 10 dengan 5 secara acak. Kita mulai dari angka satu, kita cari pasangannya di bawah (dengan menggunakan tali), lalu kita lingkarkan tali tersebut di kartu itu dan menuju ke angka 2, cari pasangannya lagi begitu seterusnya. Kalau sudah selesai tali kita sangkutkan ke tanda selesai. Lalu kartu tersebut kita balik, bila jawabannya benar, maka alur dari tali-tali di belakang tersebut akan sama dengan pola gambar yang ada di belakangnya. Lalu kartu yang lain misalkan perkalian 7, dan seterusnya. Sebenarnya bukan hanya matematika saja, ada seri lainnya juga. Memang aku belum punya pengalaman untuk anakku sendiri, tapi dari beberapa teman kantorku yang membeli produk ini, mereka merasakan manfaatnya, karena si anak seolah-olah bukan belajar tapi bermain.(Uu)

Tidak ada komentar: